![]() |
oleh: Zulfa kader HMI Komisariat Cakraningrat |
Indonesia merupakan negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan berintegritas untuk mengelola keragaman budaya, agama dan struktur pembangunan. Namun, fenomena krisis kepemimpinan telah dirasakan di berbagai sektor, baik dari segi pemerintahan, politik, sosial. Krisis ini tidak hanya berdampak pada sistem pembangunan tetapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap aturan yang seharusnya menjadi teladan bagi mereka. dalam hal ini banyak pemimpin atau pejabat di indonesia yang hanya peduli dengan kepentingan pribadi dari pada kepentingan rakyatnya.
Di atas kertas, mereka mewakili rakyat. Mereka duduk di kursi kekuasaan atas nama rakyat. Tapi kenyataannya, mereka tak lagi bersama rakyat. Kepentingan pribadi lebih diutamakan daripada keadilan sosial. Integritas dikorbankan demi kekuasaan. Inilah potret buram sebagian pemimpin kita hari ini — mereka hadir secara formal, tapi absen secara moral.
1. pemimpin Korupsi: pengecut integritas
menjadi salah satu cemennya integritas dalam kepemimpinan Indonesia. sebab itu kemajuan Indonesia menjadi stagnan. Program-program pembangunan sering kali terhambat karena prioritas diarahkan untuk keuntungan politik,dalam beberapa tahun terakhir. dikarenakan Banyak pemimpin yang seharusnya menjadi panutan justru terlibat dalam kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
2. Pemimpin manipulasi: sifat ketamakan
Perilaku pemimpin yang berlebihan dalam mengejar kekuasaan, kekayaan, dan kesenangan duniawi, dengan mengabaikan kepentingan masyarakat dan bahkan melakukan tindakan korupsi atau manipulasi untuk memenuhi keinginan mereka. Pemimpin yang rakus dan serakah hanya cenderung fokus pada keuntungan pribadi, daripada investasi untuk rakyatnya. Mereka juga dapat kehilangan rasa empati dan moralitas, sehingga mengorbankan nilai etika untuk mencapai tujuan mereka.
3.Pemimpin lalim: berat sebelah
pemimpin yang tidak adil dan tidak peduli terhadap kepentingan rakyat. Tindakan mereka sering merugikan masyarakat, karena mengutamakan kepentingan pribadi. sehingga melupakan tanggung jawab mereka untuk melayani rakyat.
4. pemimpin yang hanya bisa di hitung: krisis kepemimpinan tanpa keteladanan
jenis kepemimpinan ini hanya hadir secara formalita: mereka mungkin tercatat dalam stuktur, disebut dalam berita, bahkan memiliki jabatan strategis tetapi tidak pernah benar-benar hadir dalam denyut nadi kehidupan rakyat. mereka hanya bisa dihitung tapi tidak diperhitungkan , tidak ada sentuhan, tidak ada inspirasi, tidak ada solusi yang dirasakan oleh masyarakat.
Ketika suatu negara mengalami krisis, Maka hal pertama yang dicari adalah seorang Pemimpin, karena pemimpin merupakan orang yang paling mengetahui bagaimana cara menghadapi masalah (krisis) yang terjadi dengan Memberikan solusi melalui langkah-langkah Kebijakan yang tepat, yang memperhatikan kepentingan rakyat.
Indonesia Sendiri sedang mengalami krisis kepemimpinan, di mana banyak pemimpin lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada rakyat. Korupsi, manipulasi, ketidakadilan, dan kepemimpinan tanpa keteladanan membuat kepercayaan masyarakat menurun dan pembangunan terhambat.
Negeri ini butuh pemimpin yang jujur, adil, dan benar-benar peduli pada rakyat. Pemimpin sejati bukan hanya hadir dalam jabatan, tapi juga hadir dalam kehidupan masyarakat dengan memberi solusi dan menjadi teladan.
0 Komentar