![]() |
Oleh: Zulpa ( Kader HMI Komisariat Cakraningrat ) |
Indonesia, negara besar dengan lebih dari 270 juta jiwa, memerlukan sosok pemimpin yang kuat dan berintegritas. Namun realitas saat ini menunjukkan bahwa banyak pemimpin justru lebih mementingkan diri sendiri daripada melayani rakyat. Mereka terlihat menjauh dari kehidupan masyarakat, hidup dalam kemewahan, dan kehilangan kepedulian terhadap penderitaan orang kecil. Akibatnya, kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya pun semakin runtuh.
Krisis kepemimpinan ini mencakup banyak sisi:
1. Korupsi merajalela, banyak pemimpin yang seharusnya menjadi contoh, malah terjerat kasus hukum karena menggelapkan dana rakyat.
2. Manipulasi kekuasaan, terjadi demi kekuasaan dan kekayaan, mereka rela menyalahgunakan jabatan.
3. Ketidakadilan pun semakin terasa, pemimpin seringkali berat sebelah dan hanya berpihak pada golongan tertentu.
Contoh terbaik dari pemimpin yang membumi adalah Nabi Muhammad SAW. Dalam berbagai kisah perjuangan beliau, kita menemukan bagaimana seorang pemimpin sejati bukan hanya mengatur, tetapi juga ikut bekerja dan berkorban bersama rakyatnya. Saat umat Islam menghadapi ancaman besar dalam Perang Khandaq, beliau tidak duduk di belakang memberi perintah, tapi ikut menggali parit, menahan lapar, dan menyemangati sahabat-sahabatnya.
Empat sifat utama kepemimpinan Nabi Muhammad SAW menjadi teladan:
1. Shiddiq (Jujur): Tak pernah berdusta, ucapannya dapat dipercaya.
2. Amanah (Dapat Dipercaya): Selalu menjaga tanggung jawab.
3. Tablig (Menyampaikan Kebenaran): Tidak menyembunyikan kebenaran, meskipun pahit.
4. Fathanah (Cerdas): Bijaksana dan mampu menyelesaikan masalah dengan adil.
Pemimpin seperti inilah yang dirindukan. Sosok yang tidak hanya bijak dalam mengambil keputusan, tetapi juga mengutamakan rakyat lebih dari dirinya sendiri.
Pemimpin yang membumi bukan sekadar pemimpin yang sederhana dalam penampilan, tetapi yang benar-benar hadir dan peduli terhadap rakyatnya. Di tengah krisis integritas dan ketidakadilan, meneladani kepemimpinan Rasulullah adalah langkah penting untuk membangun kembali kepercayaan rakyat. Indonesia tidak kekurangan orang pintar, tetapi sangat membutuhkan pemimpin yang jujur, adil, dan rendah hati seperti Nabi Muhammad SAW. Karena sejatinya, pemimpin bukan untuk ditinggikan, melainkan untuk melayani.
0 Komentar